Beritapolitik.net – Pemerintah Indonesia telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi masalah abrasi dan pemulihan wilayah yang terdampak abrasi di wilayah Kepulauan Riau. Hal tersebut merupakan hasil dari rapat koordinasi yang dilakukan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, salah satu langkah yang akan dilakukan adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah yang terdampak abrasi lewat budidaya udang dan kepiting.
“Sudah tadi BPPT melakukan assessment dari segi keekonomian dan dari segi teknologi. Sementara tadi dilihat, keekonomian itu mungkin akan bikin tambak udang sama kepiting. Karena di daerah itu kepiting sangat bagus,” kata dia, saat ditemui, di kantornya, Jakarta,
Dengan demikian, kata dia, tidak saja masalah abrasi yang diselesaikan, melainkan juga ekonomi masyarakat setempat dapat berkembang melalui budidaya udang dan kepiting.
“Jadi supaya rakyat diberdayakan. Jangan sampai diselesaikan masalahnya timbul masalah baru. Jadi kita menyelesaikan masalah betul-betul komprehensif,” ujar dia.
Dia pun mengakui bahwa percepatan pemulihan wilayah yang terdampak abrasi memang masih terkendala peraturan. Meski demikian, mantan Menko Polhukam ini tidak menyebutkan secara terperinci aturan apa saja yang dia maksud.
“Tadi kita lihat, banyak pulau-pulau itu kena abrasi. Sekarang bagaimana. Kan banyak masalah peraturan. Kalau peraturan itu dibuat 30 tahun lalu dan tidak relevan, berubah peraturannya. Kan kita menyelesaikan masalah. Jadi saat ini solusi yang kreatif. Jadi jangan peraturan yang mengatur kita. Kita yang atur peraturan, dalam konteks pencapaian bernegara,” tandasnya.
Baca Juga : Pemerintah Akan Segera Terapkan Pemblokiran IMEI Ponsel Ilegal
Rumput Laut RI Sulit Masuk China, Menteri Susi Incar Pasar Lain
Menteri Kelautan dan Perikanan ((KP) Susi Pudjiastuti bertamu ke Kampung Rumput Laut, Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Di sana, Menteri Susi bersama rombongan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengunjungi Kelompok Pembudidaya Samudera Hijau Satu, yang mengintegrasikan budidaya rumput laut, udang, dan bandeng.
Menteri Susi terlebih dahulu menemui beberapa nelayan tambak, sebelum akhirnya meninjau lokasi pengolahan rumput laut.Kedatangan Menteri Susi disambut dengan 7 tumpeng oleh warga sekitar. Sebelum berdialog dengan warga, Menteri Susi melakukan prosesi pemotongan tumpeng, di mana potongan pertama diberikan kepada H. Mustofa, Ketua Kelompok Pembudidaya Rumput Laut sekitar. Rombongan juga disuguhi berbagai kudapan berbahan dasar rumput laut.
Dalam sambutannya di hadapan sekitar 300 kepala keluarga yang hadir, Menteri Susimengapresiasi usaha budidaya rumput laut yang ditekuni masyarakat sekitar. Ia pun berdialog, menampung berbagai keluhan dan aspirasi dari masyarakat.
Menteri Susi turut menyinggung perdagangan dengan China bersama masyarakat setempat. Pasalnya, ia mengakui China masih menjadi pasar rumput laut terbesar, namun kartel perdagangan yang diterapkan China membuatnya sulit ditembus. Meski begitu, Menteri Susi meminta masyarakat untuk tidak berputus asa. Ia berjanji akan mencarikan pasar alternatif lainnya.
Ia didampingi oleh Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina; dan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi.
KKP Gagalkan Penyelundupan Kepiting Bertelur di Medan dan Balikpapan