Nasib Amien Rais Di PAN

Nasib Amien Rais Di PAN

beritapolitik.net Amien Rais gagal untuk mempertahankan tempatnya di Partai Amanat Nasional sebagai kandidat terbaru,Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Nasib Amien Rais Di PAN.Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Nasib Amien Rais Di PAN

Kongres PAN di Kendari pada 10-12 Februari 2020, memunculkan nama Zulkifili Hasan atas Zulhas sebagai ketua umum terpilih.Dia mengalahkan dua nama lain, yakni Mulfahcri dan Drajat Wibowo. Kekalahan Mulfachri Harahap menjadi kejutan karena dia disebut-sebut mendapat dukungan langsung dari toko senior sekaligus pendiri PAN Amien Rais.Lantas, bagaimana nasib Amies Rais usai jagoannya kalah? Politikus PAN) Bima Arya Sugiarto menyebutkan posisi Amien Rais di kepengurusan PAN periode 2020-2025 bergantung keputusan Zulkifli Hasan selaku ketua umum.

“Saya belum tahu, Dewan Kehormatan ini prerogatif dari ketua umum,” katanya seperti dikutip Antara, Jakarta, Minggu (16/2/2020).Pada kepengurusan DPP PAN periode sebelumnya, Amien Rais menjabat Ketua Dewan Kehormatan, tetapi Bima tidak bisa memastikannya pada kepengurusan baru ini.Wali Kota Bogor itu menjelaskan posisi Dewan Kehormatan memang tidak dipilih di dalam kongres, melainkan ditunjuk atau dipilih oleh ketua umum.

“Bang Hatta (Hatta Radjasa) dipilih di kongres sebagai Ketua MPP (Majelis Pertimbangan Partai). Kalau Dewan Kehormatan tidak di kongres, Dewan Kehormatan ditunjuk atau dipilih oleh ketua umum,” katanya.Akan tetapi, Wakil Ketua Umum PAN periode lalu itu memastikan struktur Dewan Kehormatan terdapat di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PAN.”Di AD/ART ada Dewan Kehormatan itu. Tetapi, kita kembalikan ke Pak Zul, apakah Pak Zul akan menunjuk orang pengganti Pak Amien atau bagaimana, kita belum tahu juga,” katanya.

Bima mengakui bahwa secara prinsip PAN saat ini harus menghimpun semua kekuatan yang dimiliki untuk mewujudkan target sebagai tiga besar partai pemenang Pemilihan Umum 2024.”Itu prinsipnya, jangan ada yang ditinggalkanlah karena kita targetnya tiga besar nih, enggak main-main. Tapi, apakah Pak Amien masih di dalam atau tidak, ini sudah pembicaraan tingkat dewa,” katanya.Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto mengklaim, partainya tidak mengincar kursi menteri jika berkoalisi dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Bima menyatakan, mendukung pemerintah bukan berarti harus ditukar dengan jabatan di kementerian.

“Tidak harus, artinya koalisi itu kan ada dukungan atas kebijakan pemerintah, ada posisi-posisi lain juga yang bisa disinergikan, tidak selalu di kementerian saya kira,” kata Bima di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (16/2/2020).Bima menegaskan, PAN tidak akan meminta-minta posisi di Kabinet Jokowi-Ma’ruf. PAN, tambah dia, tidak menunggu pula ada reshuffle kabinet.”Kita tidak meminta-minta posisi di kabinet, karena itu ruang kan. Kalau masuk kabinet harus ada reshuffle, belum tentu juga Pak Jokowi akan mengadakan reshuffle dalam waktu dekat. Bagi kita itu bukan suatu yang kita tunggu, atau sesuatu yang kita tuntut,” ucapnya.PAN, saat ini belum mengambil sikap menentukan apakah akan gabung koalisi atau berada di barisan oposisi. Bima mengaku, tidak ingin PAN dalam posisi yang abu-abu.

Baca Juga : Prabowo Subianto Dan Kinerja Baru Gerindra

Wali Kota Bogor itu menuturkan, PAN akan mempertimbangkan ajakan Jokowi untuk bergabung jika memang ada.”Tapi ketika ada undangan itu datang, dan ada ruang politik, pasti akan kita diskusikan secara internal dengan terbuka. Opsi itu kita buka kembali,” ujarnya.Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto menyebut, ‘nasib’ Amien Rais di partai yang dilahirkannya itu tergantung keputusan Ketua Umum Zulkifli Hasan sebagai formatur tunggal yang menyusun kepengurusan PAN periode 2020-2025.Amien pada periode sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan. Sementara, posisi Dewan Kehormatan, kata Bima, diputuskan oleh Ketua Umum dan tidak ditunjuk kongres seperti Majelis Pertimbangan Partai yang mengangkat Hatta Rajasa sebagai ketua.Bima mengaku belum tahu apa yang akan menjadi keputusan Zulkifli. Apakah posisi Ketua Dewan Kehormatan akan dijabat Amien lagi atau tidak.

“Di AD/ART ada Dewan Kehormatan itu. Tapi kita kembalikan ke Pak Zul, apakah Pak Zul akan menunjuk orang pengganti Pak Amien atau bagaimana kita belum tahu juga,” kata Bima di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (16/2/2020).Bima mengatakan, Zulkifli prinsipnya akan merangkul semua kekuatan. Termasuk kubu Amien Rais dan Mulfachri Harahap yang kemarin kalah di Kongres V PAN.”Ya saya kira secara prinsip, PAN harus menghimpun semua kekuatan. Itu prinsipnya. Jangan ada yg ditinggalkan lah. karena kita targetnya 3 besar nih, nggak main-main,” kata dia.Bima tidak bisa memastikan apakah Amien tetap masuk kepengurusan atau tidak di PAN. Menurutnya itu pembicaraan tingkat dewa.

“Tapi apakah Pak Amien masih di dalam atau tidak, ini sudah pembicaraan tingkat dewa,” kata dia.Selain itu, Bima juga menegaskan, PAN tidak akan menawarkan diri bergabung koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebelum ada undangan untuk bergabung, pihaknya tak bisa langsung memutuskan bergabung karena bukan partai pengusung Jokowi.”Kita ini kan tidak masuk gerbong koalisi pemenangan Pak Jokowi. Jadi pasti kita harus bisa mnempatkan diri. Ketika undangan belum datang, kita tidak akan menawarkan,” ujar Bima.PAN, menurut Bima, akan mempertimbangkan tawaran untuk bergabung dengan koalisi Jokowi apabila undangan itu disampaikan kepada PAN.”Tapi ketika ada undangan itu datang, dan ada ruang politik, pasti akan kita diskusikan secara internal dengan terbuka. Opsi itu kita buka kembali,” ujarnya.

Namun, Bima menegaskan PAN tidak menunggu tawaran masuk koalisi. Menurutnya, PAN tidak mematok harus di dalam atau luar. Keputusan soal sikap politik ini akan diputuskan secara tegas dalam Rakernas setelah struktur DPP terbentuk.”Saat ini kita membuka semua opsi itu. Tidak mematok PAN harus di luar, di dalam pun sama saja,” kata Bima.Wali kota Bogor itu menilai PAN seharusnya memberikan sikap politik yang tegas. Agar tidak lagi berada di tengah-tengah atau posisi yang tidak jelas.”Kalau saya melihatnya tidak ada lagi posisi yang nanggung atau grey area, pilihannya jadi oposisi atau betul-betul menjalankan program pemerintah,” ujar Bima

Related posts